Sabtu, 09 Desember 2017

MANAJEMEN DI DALAM PEMERINTAHAN

A.      Definisi Manajemen
Secara etimologi management (di Indonesia diterjemahkan sebagai “Manajemen”) berasal dari kata Manus (tangan) dan Agere (melakukan) yang setelah digabung menjadi Manage (Bahasa Inggris) berarti mengurus atau Managiere (Bahasa Latin).
Adapun menurut pendapat beberapa para pakar yaitu:
1.    Menurut George Terry dalam bukunya Principles of Management (1964) mengatakan bahwa :
Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources. (Maksudnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya).
2.    Menurut John D. Miller dalam bukunya Management in the public Services (1954) mengatakan bahwa:
Management is the process directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve  a desired end. (Manajemen adalah proses kepemimpinan dan pemberian arah terhadap pekerjaan yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki). (Syafiie, 2013: 125-126).
Dari paparan di atas menurut pendapat saya bahwa manajemen itu yaitu proses khusus yang tidak terlepas dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atau dalam Bahasa Inggris nya yaitu Planning, Organizing, Actuating, and Controlling atau yang sering di singkat dengan (POAC). Manajemen yaitu proses kepemimpinan dan pemberian arahan terhadap pekerjaan yang terorganisasi di dalam suatu kelompok secara formal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari unsur-unsur manajemen tersebut, manajemen pemerintahan dapat disampaikan antara lain: perencanaan pemerintahan, organisasi pemerintahan, pelaksanaan pemerintahan, pengawasan pemerintahan, pembiayaan pemerintahan, dan lain-lain. (Syafiie, 2013: 126).
B.       Perencanaan Pemerintahan
Perencanaan merupakan persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk mewujudkan tujuan sehingga unsur-unsurnya terdiri dari tujuan, kebijakan, prosedur, program, dan progres. Sementara itu, faktor lingkungan, sangat memengaruhi perencanaan. Misalnya, perencanaan di pengaruhi oleh sumber daya manusia dan sumber daya alam, serta pihak sosial yang berpengaruh, seperti adalah sosial budaya,, sosial agama, sosial ekonomi, dan sosial politik.
Seorang yang hedonistik akan membuat perencanaan serba menyenangkan. Begitu juga seorang materialistik akan membuat perencanaan yang menguntungkan. Sebaliknya, seorang fatilistik, perencanaannya cenderung lebih pasrah kepada takdir dari apa yang akan diperjuangkan. Oleh karena itu, tingkat intelektual dan moral yang dimiliki seorang pembuat perencanaan akan menjadi kriteria utama individu yang memimpin organisasi. Meskipun demikian, kemampuan seseorang terkungkung pula oleh apa yang dimiliki disekitarnya seperti dana, kepemilikan, dan staf organisasi. (Syafiie, 2013: 127-128).
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencankan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan.
Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi tersebut, perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik berikut.
1.      Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.
2.      Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu serangkaian tindakan di masa yang akan datang da akan di ambil oleh perencana.
3.      Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.
Adapun proses perencanaan. Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
Menurut Louis A. Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud.
1.    Prakiraan (forecasting) merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan/ memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpula atas fakta yang telah diketahui.
2.    Penetapan tujuan (establishing objective) merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3.    Pemrograman (programming) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:
1.      Langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan;
2.      Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah;
3.      Urutan serta pengaturan waktu setiap lankah.
4.    Penjadwalan (sceduling) adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5.    Penganggaran (budgeting) merupakan sutu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan (finacial resource) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6.    Pengembangan prosedur (developing procedure) merupakn suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
7.    Penetapan dan interpretasi kebijakan (estabilishing and interpreting policies) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan para bawahannya akan bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.
Berdasarkan aktivitas perencanaan di atas, berikut ini adalah langkah-langkah penting dalam pekerjaan perencanaan.
1.    Menjelaskan permasalahan
2.    Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan
3.    Analisis dan klasifikasi informasi
4.    Menentukan dasar perencanaan dan batasan
5.    Menentukan rencana berganti
6.    Memilih rencana yang diusulkan
7.    Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
8.    Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Dalam setiap organisasi, perencanaan disusun dalam suatu hierarki yang sejajar dengan struktur organisasi. Pada setiap hierarki umumnya perencanaan memiliki dua fungsi yaitu:
1.    Menetapkan tujuan yang akan dicapai pada hierarki yang lebih rendah;
2.    Sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hierarki lebih tinggi berikutnya.
Stoner dan Wankel (1986:189) mengklasifikasikam rencana menjadi dua jenis utama, yaitu rencana strategis dan rencana operasional.
1.     Rencana strategis
Rencana ini dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang luas, yaitu untuk melaksanakan miisi yang merupakan satu-satunya alasan kehadiran organisasi tersebut. Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan kebikalan dan program yang perlu untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu, serta penetapan metode yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dilaksanakan. Atau secara singkat, perencanaan strategis adalah proses perencanaan jangka panjang yang formal untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi.
2.    Rencana operasional
Rencana operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana rencana strategis dilaksanakan. Rencana operasional terdiri atas rencana sekali pakai dan rencana tetap.
a.    Rencana sekali pakai (single use plan)
Rencana sekali pakai merupakan arah tindakan yang mungkin tidak akan terulang dalam bentuk yang sama di masa yang akan datang. Bentuk utama rencana sekali pakai, antara lain sebagai berikut.
1.    Program (programs)
2.    Proyek (project)
3.    Anggaran (budget)
b.    Rencana tetap (standing plan)
Rencana tetap merupakan pendekatan yang sudah dilakukan untuk menangani situasi yang terjadi berulang (repetitive) dan dapat diperkirakan. Rencana tetap ini memberikan kesempatan kepada manajer untuk menghemat waktu yang digunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan karena situasi yang serupa ditangani dengan cara yang konsisten yang telah ditentukan sebelumnya.
Sesuai dengan pengembangannya, teori perencanaan berevolusi dalam dua kategori, yaitu
1.    Teori operasi sistem, yang mendeskripsikan sejumlah disiplin akademis tradisional karena tidak ada disiplin tunggal yang mencakup cukup luas semua aspek penting dari suatu sistem sosial;
2.    Teori perubahan sistem, menyajikan hampir semua latar belakang dan teknik dari disiplin ilmu terapan.
Terdapat dua hambatan utama terhadap pengembangan rencana yang efektif, yaitu
1.    Penolakan dari dalam perencanaan terhadap penentuan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya;
2.    Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan yang akan ditimbulkannya. (siswanto, 2005: 42-72)
C.      Organisasi Pemerintahan
Berikut ini pengertian dari organisasi
1.    Menurut James D. Mooney (1954)
Organisasi adalah sebuah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
2.    Menurut John D.  Miller (1954)
Organisasi adalah kerangka struktur di mana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
3.    Menurut Herbert A. Simon (1958)
Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok orang.
4.    Menurut Chester I. Barnard (1968)
Organisasi adalah sebuah sistem tentang aktivitas kerjasama (dua orang atau lebih dari suatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan silaturahmi).
5.    Menurut Dwight Waldo (1955)
Organisasi adalah suatu struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem administrasi.
6.    Menurut Luther Gulick
Organisasi adalah sebagai suatu alat penghubung satuan-satuan kerja yang memberikan mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur kewenangan. Dengan demikian pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah dari para atasan kepada para bawahan yang menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha.
Berdasarkan uraian tersebut, maka keorganisasian dapat diartikan sebagai berikut.
1.      Bagaimana sifat sebuah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
2.      Bagaimana sifat sebuah bentuk kerangka struktur di mana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
3.      Bagimana sifat sebuah bentuk pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
4.      Bagaimana sifat sebuah bentuk sistem tentang aktivitas kerja sama dua orang atau lebih dari suatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan silaturahmi.
5.      Bagaimana sifat sebuah bentuk struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan orang-orang dalam sistem administrasi.
6.      Bagaimana sifat sebuah bentuk suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerjayang memberikan mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur kewenangan dengan pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah dari para atasan kepada para bawahan yang menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha. (Syafiie, 2013: 128-130).
Dari beberapa pengertian di atas, menurut pendapat saya bahwa organisasi yaitu sebuah wadah yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja sama yang berstruktur yang memiliki aktivitas yang memiliki susunan kerja untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Adapun ciri-ciri organisasi yaitu:
1.    Adanya sekelompok orang yang menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.
2.    Bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan menerima, dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud (purpose), sasaran (objective), dan tujuan (goal).
3.    Bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan ingin direalisasikan. Setiap organisasi memiliki tujuan yang telah dirumuskan secara bersama-sama. Tujuan bersama yang hendak direalisasikan tersebut dapat merupakan tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Mungkin juga tujuan yang yang pencapaiannya secara rutin maupun tujuan yang pencapaiannya secara berkala saja.
Di dalam pengorganisasian dieprlukan tahapan sebagai berikut:
1.    Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai;
2.    Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu;
3.    Klasifikassi aktivitas dalam kesatuan yang praktis;
4.    Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan;
5.    Penunjukan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya;
6.    Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk.
Di dalam organisasi ada struktur organisasi. Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antarbagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan (Organizational structure can defined as the arrangement and interrelationship of the component parts and positions of a company).
Struktur organisasi menspesifikasi pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Struktur organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi mempertahankan kedatangan dan kepergian individu serta untuk mengoordinasi hubungannya dengan lingkungan.
Gibson dan kawan-kawan (1980) menekankan bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang relatif pasti yang terdapat di antara pekerjaan dalam organisasi. Hubungan ynag pasti tersebut timbul dari proses keputusan sebagai berikut:
1.    Pembagian kerja (division of labor)
Permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja bertalian dengan sampai seberapa jauh pekerjaan dispesialisasi. Seluruh pekerjaan dispesialisasi sampai suatu tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan di antara pemegang pekerjaan.
2.    Departementalisasi (departementalization)
Proses penentuan deretan dan kedalaman pekerjaan individual adalah bersifat analitis, yaitu jumlah tugas organisasi dipecah-pecah ke dalam beberapa tugas yang lebih kecil yang berurutan. Selanjutnya, tugas yang dibagi harus digabungkan ke dalam kelompok. Proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok dinamakan departementalisasi, dan  permasalahan manajerial yang muncul adalah memilih suatu dasar bagi penggabungan pekerjaan tersebut.
3.    Permasalahan rentang kendali (span of control)
Pada umunya, permasalahan rentang kendali akan sama dengan keputusan mengenai berapakah jumlah bawahan yang dapat dikendalikan oleh seorang manajer. Selain itu, rentang kendali harus ditentukan untuk mencakup bukan saja bawahan yang ditugaskan secara formal, tetapi juga mereka yang berhubungan dengan manajer.
4.    Delegasi kekuasaan (delegation of authority)
Permasalahan delegasi kekuasaan bertalian dengan keuntungan relatif dari desentralisasi, yaitu delegasi kekuasaan sampai pada tingkat paling rendah dalam hierarki manajerial. Konsep desentralisasi tidak berkenaan dengan penyebaran geografis dari unit-unit organisasi yang terpisah tetapi konsep tersebut berhubungan dengan hal yang didelegasikan kepada manajer untuk mengambil keputusan tanpa persetujuan dari manajemen yang lebih tinggi. Dalam beberapa segi, konsep tersebut berhubungan dengan pengaruh yang dimiliki oleh seseorang karena karakteristik pribadinya.
Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wankell (1986) mengemukakan adanya lima elemen yang berguna untuk menganalisis struktur organisasi sebagai berikut.
a.    Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities)
b.    Standardisasi aktivitas (Standardization of activities)
c.    Koordinasi aktivitas (Coordination of activities)
d.   Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and decentralization of decision making)
e.    Ukuran unit kerja (Size of the work unit)
Dalam organisasi modern terdapat tiga bentuk struktur organisasi yang secara formal disusun menurut fungsi, menurut produk atau pasar, dan dalam bentuk matriks.
1.    Struktur organisasi fungsional
2.    Struktur organisasi produk atau pasar
3.    Struktur organisasi matriks
Dalam suatu organisasi prinsip amat diperlukan, terutama dapat dijadikan pedoman sehingga organisasi menjadi tumbuh dan berkembang. Prinsip organisasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.    Organisasi dan tujuan
2.    Esensi organisasi
3.    Tanggung jawab dan otoritas
4.    Spesialisasi untuk efisiensi
5.    Rentang kendali
Selain prinsip yang telah didekripsikan dia atas terdapat sejumlah prinsip yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu sistem tugas dan otoritas yang saling berkaitan. Lima prinsip struktural yang dimaksud sebagai berikut.
1.    Prinsip pembagian kerja
2.    Pprinsip satu arah
3.    Prinsip sentralisasi
4.    Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5.    Prinsip rantai komando
Tujuan utama adanya aspek pembagian kerja dan departementalisasi dalam struktur organisasi adalah untuk memudahkan proses komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi hasil kerja, imbalan, sosialisasi, dan karier. Kelima aktivitas tersebut merupkan proses organisasi.
Pengembangan organisasi adalah upaya jangka panjang yang didukung manajemen puncak untuk memperbaiki proses pemecahan permasalahan dan proses pembaruan organisasi, khususnya melalui diagnosis dan manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif dengan tekanan khusus pada tim kerja formal, tim sementara, dan budaya antarkelompok dengan bantuan konsultan yang bertindak sebagai katalisator dan penggunaan teori dan teknologi psikologi terapan, termasuk penelitian tindakan. (Siswanto, 2005: 73-100).
D.      Pengawasan Pemerintahan
Pengawasan pemerintah adalah pengawasan dari dan terhadap pemerintah, mengapa pemerintah yang berkuasa mesti dan harus diawasi. Hal tersebut pemerintah memakai uang rakyat, harus mengatur rakyat dengan baik dan benar, mengurus dan mengatur segala persoalan rakyat dengan baik dan benar. Fungsi mengatur diserahkan pada eksekutif yang selanjutnya diawasi legislatif, sedangkan fungsi mengatur diserahkan kepada legislatif yang diawasi oleh rakyat melalui kontrol pers, lembaga swadaya masyarakat, dan pelbagai grup penekan yang memilih mereka.
Mengapa pemerintah harus mengawasi rakyat? Karena mereka yang pemerintah kekuasaan dan kewenangan yang terllegitimasi untuk mengatur dan mengurus warganya, mengajak masyarakatnya berbuat baik dan melarang, serta mengantisipasi terjadinya keburukan dan dekadensi moral. Itulah sebabnya pemerintah membentuk kepolisian dan kejaksaan untuk usaha mencegah ketidaktertiban serta mengantisipasi kriminalitas.
Sebenarnya, pengawasan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu pengawasan politik dan pengawasan ekonomi. Pengawasan adalah salah satu fungsi dalam manajemen pemerintahan untuk menjamin agar pelaksanaan kerja pemerintah berjalan sesuai dengan standar yyang telah ditetapkan dalam perencanaan pemerintahan, agar masyarakat serta warga bangsa mencapai keadaan adil makmur dalam waktu yang sudah ditentukan bersama.
Misalnya, pengawasan ekonomi yang diantisipasi dan dikontrol adalah kemungkinan lepasnya kekayaan, serta pemborosan biaya yang tidak pada tempatnya, maka dalam public controlling harus lebih didasari bahwa biaya tersebut berasal dari, oleh dan untuk rakyat.
Sementara itu, pengawasan dalam bentuk pemantauan dan pengamatan tingkat efektivitas pejabat birokrasi pemerintahan, bukan untuk mencari kesalahan seorang pejabat melainkan mendeteksi dan mengecek apakah kegiatan yang sedang ataupun akan dilakukan telah berjalan sesuai rencana dan apakah mencapai hasil sebagaimana rencana, atau sekurang-kurangnya tidak menyimpang dari apa yang digariskan, pelbagai kebijaksanaan harus diantisipasi agar tidak melanggar aturan hukum begitu juga tidak melanggar moral yang berlaku. (Syafiie, 2013: 131-132).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar